Proses Terbentuknya Emas Di Bumi Dan Lokasi Emas Untuk Di Tambang

Proses Terbentuknya Emas Di Bumi Dan Lokasi Emas Untuk Di Tambang

Sobat petualangan emas, emas dibentuk oleh proses yang panjang, yang akan kami uraikan dalam proses terbentuknya emas di bumi dengan pengendapan mineral dalam 5 tahap.

Mengenai komponen emas ore yang penting itu dibagi menjadi 4 mineral yang kami sebutkan di bawah ini.

Komponen Emas Ore

Sobat petualangan emas perlu diketahui bahwa mineral bijih emas yang penting dan berharga adalah jenis emas sebagai berikut:

Mineral bijih emas yang penting

  • Emas murni
  • Tellurida Emas
  • Electron
  • Amalgam


Kelompok Tellurida adalah

  1. Cavelerit (AuTe2)
  2. Sylvanit (AuAg)Te2
  3. Krennerit (AuAG)Te2
  4. Petzit (AuAg)2Te


Bijih emas terdapat dalam cebakan-cebakan dengan macam-macam tipe di dalam batuan beku, juga didapatkan dalam batuan sedimen atau batuan metamorf pada seluruh formasi geologi.

Hampir semua bijih emas mengandung perak, semakin banyak mengandung perak, maka emas akan menjadi putih berkilap.


Mineral-mineral gaunge yang umum didapatkan bersama bijih emas adalah kuarsa, tetapi mineral-mineral karbonat-karbonat, turmalin dan fluorit sering terikat dengan emas.

Asosiasi Emas Dengan Sulfida Logam

Pada umumnya emas terikat dengan sulfida-sulfida logam dan hasil pelapukan seperti:
  • Pirit
  • Kalkopirit
  • Galenit
  • Stibnit
  • Tetrahedrit
  • Sfalerit
  • Arsenopirit
  • Molybdenit


Cara terbentuknya mineral emas

Pada umumnya emas didapatkan pada mineral perak dan tembaga dimana merupakan hasil dari mineralisasi.
Mineralisasi merupakan suatu proses masuknya mineral yang berharga ke dalam batuan sehingga membentuk deposit bijih yang potensial.

Proses Terbentuknya Emas

Proses terbentuknya emas melalui beberapa cara salah satunya sobat petualangan emas harus mengetahui endapan emas yang dibedakan menjadi beberapa lapisan.

Endapan emas yang dapat dijadikan acuan untuk eksplorasi dan eksploitasi lewat proses terbentuknya emas sebagai berikut:
  1. Endapan emas Epithermal (Porfiri)
  2. Endapan emas Metamorf
  3. Endapan emas Mesothermal
  4. Alterasi dan Mineralisasi Batuan Metamorf
  5. Endapan Placer


1. Endapan Epithermal atau Porfiri

Sebagian besar endapan emas di Indonesia dihasilkan dari jenis endapan emas ephithermal, lebih kurang 13% produk emas di dunia dihasilkan dari tipe endapan ini.

Endapan emas ephitermal pada umumnya di dapatkan dalam bentuk urat-urat baik urat kuarsa ataupun urat karbonat yang terbentuk pada suhu 150-300 derajat celcius dengan PH Sedikit Asam atau mendekati netral.

Terbentuknya Urat Emas dan Logam Lain Yang Terikat

Urat-urat emas ini terbentuk oleh hasil aktivitas hidrotermal yang terdapat di sekitar endapan porfiri, dimana terdapat logam lain seperti:
  1. Emas
  2. Tembaga
  3. Wolfram
  4. Molibden
  5. Timah


Perbedaan endapan emas ephitermal dan porfiri adalah endapan mineral hidrotermal yang umum didapatkan pada batuan porfiritik sepertidiorit, monzonit atau tonalit.


Endapan ini umumnya berasosiasi dengan intrusi batuan beku tipe kalk-alkalin dan terbentuk pada suhu 400 derajat celcius.

Proses terbentuknya endapan ephitermal

Emas diangkut oleh larutan hidrotermal yang kaya dengan ligan HS negatif dan OH negatif, ligan-ligan ini mengangkut emas hingga ke tempat pengendapannya.

Kehadiran breksi hidrotermal merupakan tanda terjadinya pendidihan (boiling) pada larutan hidrotermal.

Pendidihan ini terjadi karena ada pertemuan larutan yang bersuhu tinggi (larutan hidrotermal) dengan larutan yang bersuhu rendah (air meteorik).


Selama proses pendidihan ini tekanan menjadi semakin besar sehingga menghancurkan dinding batuan yang dilalui oleh larutan hidrotermal.

Akibat dari proses pendidihan itu, maka akan kehilangan gas H2S dan terjadi peningkatan nilai PH dan penurunan suhu.

Ketiga proses tersebut dapat menghantarkan emas pada batuan, sehingga kadar emas primer yang cukup tinggi biasanya dijumpai pada breksi hidrotermal.


Pada endapan porfiri emas primer paling tinggi dapat disertai dengan terkumpulnya mineral bornit atau magnetit, hampir mirip dengan endapan epitermal dimana proses terbentuknya endapan juga terjadi karena pendidihan saat pendinginan terjadi atau disebut sebagai second boiling.

Pendidihan ini disebabkan karena lelehan yang terbatas oleh dinding batuan yang sudah padat dan mengalami kejenuhan air sehingga kejenuhan air ini dapat meningkatkan tekanan hidrostatis pada dinding batuan intrusi yang sudah memadat menjadi semakin besar volume itu.

Ketika keseimbangan tekanan dinding dengan daya tahan dinding menjadi tidak normal, maka penghancuran dinding batuan akan terjadi dan hal ini bisa kita lihat dari contoh mineral seperti berikut.

Contoh:

Breksi pada batuan beku ini dapat menghasilkan pipa-pipa breksi atau breksi intrusi bersama-sama struktur stockwork.

2. Endapan Metamorfogonik

Endapan emas jenis ini merupakan endapan emas yang berasosiasi dengan batuan metamorf, endapan ini terbentuk dari proses metamorfose dari batuan asalnya.
Contoh:
Lanau atau lempung yang mengandung emas.
Endapan metamorfogenik ini banyak kita temukan pada urat-urat kuarsa atau kalit di sekitar batuan metamorf.

Proses pengendapan emas pada batuan metamorf

Batuan metamorf terbentuk pada tekanan dan suhu yang tinggi dimana peningkatan suhu dan tekanan pada batuan mengakibatkan terjadinya orientasi struktur dan terjadi reaksi sebagian dari kristal dalam keadaan fase padat.

Kehadiran air mineral atau air antar ruang pori batuan akan mempercepat terjadinya proses metamorfose pada batuan.


Proses pelepasan air mineral dan air antar ruang pori mengakibatkan proses sirkulasi air hidrotermal dalam batuan melalui zona-zona geser (shear zone) yang terdapat pada batuan metamorf.

Komposisi Air Hidrotermal pada batuan metamorfik

Air hidrotermal pada batuan-batuan metamorfik kaya akan unsur seperti berikut:
  • H20
  • CO
  • CO2


Dengan adanya gas CO2 pada batuan akan mengakibatkan larutan menjadi sedikit asam sehingga sangat mudah mengangkut logam yang berada pada batuan tersebut.

Sirkulasi air panas (latutan hidrotermal) pada umumnya akan mengangkut logam-logam yang ada pada batuan karena ada proses metamorfose akibatnya logam pada batuan tidak dapat membentuk mineral penyusun batuan.

Pada fase akhir pembentukan, mineral kuarsa dan kalsit yang terangkat bersama-sama dengan logam akan terendap dalam bentuk urat-urat. Logam emas biasanya ikut terbentuk pada urat-urat pada batuan ini.

3. Endapan Emas Mesothermal

Sobat petualangan emas proses terbentunya emas pada lapisan mesotermal akan menghasilkan suatu lode dimana pada umumnya jenis emas ini mempunyai jumlah yang besar atau induk emas dalam petualangan emas dikenal dengan nama Mother Lode.

Lode Gold dan Mother Lode

Terbentuknya emas di bumi dengan cara mesotermal akan menghasilkan lode gold.
Lode gold merupakan salah satu tipe endapan hidrotermal yang terbentuk pada lingkungan batuan metamorf.

Endapan mesotermal terdapat tanda terdapat urat-urat kuarsa dan mengandung emas pada batuan metamorf.


Lode gold dan endapan jenis urat ini merupakan sabuk metamorfik dalam istilah geologi disebut dengan metamorphic belts yang secara umum terdapat pada seri sabuk fasies bertekanan rendah (low presure facies series belts) yang dapat dikontrolsecara struktural dan terikat dengan sulfida dan karbonasi batuan samping.

Mother lode emas adalah bongkahan emas yang terbesar seperti batuan emas.
Mother lode terbesar yang pernah ditemukan oleh manusia ada di Brasil, Amerika Selatan, dimana di zona itu memang ditemukan endapan emas mesothermal dan hasil dari analisis inklusi sulfida, jenis emas ini memang jarang ditemukan di planet bumi (jumlahnya terbatas dan sedikit sekali).
Proses sulfida dan karbonasi mengakibatkan pengkayaan beberapa jenis unsur tertentu dimana emas (aurum) juga terikat dengan jenis logam seperti di bawah ini:
  • Perak (Ag)
  • Te
  • As
  • Bi
  • Sb
  • W
  • K
  • Cs
  • Rb
  • SiO2
  • Logam lain yang sedikit jumlahnya


Dari logam di atas yang terikat, maka diperoleh hasil dari sulfida inklusi dengan hasil bahwa sifat-sifat sulfida yang berpengaruh terhadap pembentukan endapan adalah :
  1. Salinitas yang relatif rendah
  2. Air yang kaya H20-CO2-CH4
  3. Aliran air yang dekat dengan PH netral


Penyebab utama dari presipitasi emas adalah distabilitas dari sejumlah senyawa bisulfida emas dimana mineral-mineral sulfida dalam reaksi fluida batuan, melalui tahap separasi dalam pencampuran fluida air dengan unsur karbon. (Fyfe dan Henley, 1993) dan disempurnakan oleh (Raidley,1997).


Mineral bijih yang biasa muncul pada endapan jenis mesotermal ini antara lain kelompok mineral sulfida, mineral arsenida, mineral sulfantimonida dan mineral sulfarsenida.(lindgren, 1933).

Kebanyakan logam emas pada zona mesothermal ini akan terikat dengan mineral tertentu yang dapat diasosiasikan dengan endapan seperti berikut:
  1. Pirit
  2. Kalkopirit
  3. Arsenopirit
  4. Galena
  5. Sfalerit
  6. Tetrahedrit
  7. Temantit


Sehingga jika daerah yang terdapat emas terdapat mineral di atas, maka dapat disimpulkan analisa sementara terdapat emas murni.

Kenapa mineral di atas ada hubungannya dengan emas?

Endapan di atas dikelompokkan dalam endapan mesotermal karena endapan ini berasosiasi dengan fasies sekis hijau dan pada kondisi umum dengan tekanan 250 derajat sampai 400 derajat celcius dengan tekanan 1-3 kbar.

Kondisi ini ditemukan di Australia Barat, tepatnya di Archen Yilgan dimana daerah itu merupakan tempat produksi 7% dari total produksi emas dunia.


Di Yilgan terdapat fasies sekis hijau dan endapan Kalgoorlie yang berada pada hostrock dimana sekitar 15% cadangan emas terdapat dalam fasies amfibolit dan granulit.

Lalu dimana cadangan emas dengan endapan terbesar dunia yang mengandung fasies sekis hijau?
Di dunia ada 2 endapan besar yang sudah berumur tua terdapat di Hemlo, Superior Country, Canada dan di sekis kolar, India.

Kedua daerah itu merupakan cadangan sekis emas fasies amfibolit dan endapan phanerozoik termasuk di dalam padafasies granulit pelitik di Moldanubia yang terdapat di Yalgon Craton.

Syarat terjadinya endapan emas pada zona mesothermal adalah tatanan struktur kimia isotop itu harus melalui mineralisasi dengan proses suhu yang tinggi dan menghasilkan syn-peak metamorfose dimana endapan emas itu membentuk cadangan emas yang bermanfaat untuk umat manusia.

Dimana lokasi emas mesothermal di Indonesia?

Negara Indonesia mempunyai cadangan emas jenis ini namun tidak bernilai ekonomis karena umur batuan lebih muda dan proses mesotermal relatif belum mencapai titik yang sempurna atau belum bisa diharapkan.

Sehingga keberadaan mother lode emas sangat jarang sekali ditemukan di negara Indonesia, kebanyakan emas yang ada atau banyak ditemukan berupa emas placer (emas jenis sebar atau butiran debu emas) yang banyak menghiasi kepulauan di Indonesia.

Walaupun ada mother lode itu jarang sekali ditemukan atau langka sebab lode emas pada umumnya ditemukan oleh penambang emas hanya ukuran butiran padi atau ukuran emas sebesar jempol tangan kita.

Pada tambang rakyat banyak kita jumpai bahwa endapan emas jenis ini banyak dijumpai di Banjarnegara, Jawa Tengah.

Namun untuk daerah Irian Jaya dan Papua ada kemiripan lode gold dengan Australia, kemungkinan sewaktu jaman purba dulu daratan Papua dan Australia pernah bersatu menjadi daratan.

Kandungan emas batuan

Komposisi emas pada batuan metamorfik sangat berpengaruh sekali terhadap deposit emas dimana batuan intrusi (pada metamorfose kontak) ditemukan sekis hijau berasal dari batuan pelitik seperti lempung dan serpih dimana hasil dari alterasi batuan ultra basa.

Kandungan emas pada batuan ini cukup tinggi dibandingkan dengan batuan lain yaitu sekitar 0,1-2 ppm, sehingga proses metamorfose air dan volatil yang lain seperti:
  1. CO2
  2. CH4


Gas diatas akan keluar dari kristal mengankut logam-logam yang ada pada batuan asal dan mendorong logam emas keluar ke permukaan tanah.

Pretisipasi larutan yang kaya dengan logam ini terdapat di ruangan tertentu misalnya celah akibat deformasi yang menyebabkan urat yang terbentuk mengalami pengkayaan dengan deposit emas.


Analisis inklusi fluida pada endapan mesotermal pada batuan pembawa metamorfik mempunyai derajat rendah (sekis hijau) dimana akan didapatkan suhu pembentukan mesotermal sekitar suhu 277 derajat celcius dengan toleransi penambahan atau pengurangan suhu 48 derajat celcius.

Suhu yang rendah yang diperoleh dalam pengukuran inklusi fluida (suhu minimum) mengakibatkan proses pembentukan mineral menjadi tidak sempurna, sehingga kondisi ini menyebabkan proses pengeluaran mother lode emas dari dalam perut bumi akan tidak sempurna terjadi atau walaupun terjadi mempunyai ukuran yang kecil-kecil atau sebesar kelereng.

Mengenai sumber larutan pembentuk mineralisasi mesotermal yang diperoleh adalah sebagai berikut.

Sumber larutan pembentuk mineralisasi mesotermal

Ada 4 sumber pembentuk larutan mineral mesotermal yaitu:
  1. Larutan Metamorfik
  2. Larutan Juvenil
  3. Larutan Hidritermal Magmatik
  4. Sirkulasi kembali air laut


Mengenai larutan Juvenil yang terbentuk dari proses granulitisasi kerak bagian bawah atau pengeluaran gas pada mantel bagian atas.

Komposisi larutan pada batuan metamorf dapat disamakan dengan komposisi larutan pembentuk bijih.
Salinitas larutan dari hasil analisis inklusi fluida pada batuan metamorf pada umumnya sangat rendah dimana rasio CO2:H2O bertambah pada fasies sekis hijau ini.

Sehingga larutan didominasi dengan larutan CO2.

Gas CO2 pada batuan metamorf dihasilkan oleh proses internal atau reaksi dekarbonatisasi atau oksidasi material karbonat.


Larutan yang berasosiasi dengan granulatisasi merupakan sumber potensial dari larutan hidrotermal
Inklusi yang kaya gas CO2 banyak ditemukan pada granulit dengan komposisi larutan yang berasosiasi granulit dapat disejajarkan dengan komposisi fluida yang kaya CO2 dari endapan emas.

Komposisi ini merupakan hasil dari pemisahan larutan utama yang kaya dengan mineral air (H2O).
Sehingga proses transformasi larutan metamorfik menjadi larutan pembentuk bijih membutuhkan dilusi yang sistematis.

Mineral bijih dari endapan emas pada daerah yang bersuhu tinggi seperti zona fasies amfibolit sedikit berbeda dengan daerah daerah sekis hijau, sebab kandungan CO2 dari mineral bijih dari endapan yang berada dalam batuan pembawa mafik di zona amfibolit paling bawah terdapat sekitar 3-4 wt.%.

Sedang kandungan CO2 pada mineral bijih dengan zona amfibolit atas terdpat sekitar 1-2 wt.%.
Perbedaan daerah sekis hijau dan amfibolit berbeda kandunagn CO2 sebesar 5-20 wt.%.

4. Alterasi Emas Dan Mineralisasi Batuan Metamorf

Alterasi batuan beku yang terikat dengan endapan pada batuan sekis hijau dimana mempunyai derajat rendah dapat ditandai dwngan proses hidrolisis dan karbonatisasi dari mineral-mineral feromagnesia dan oksida.

Kumpulan sekis hijau dari aktinolit-epidot-albit-kuarsa antara zona alterasi klorit yang ditandai dengan kumpulan mineral klorit-kalsit dan suatu zona karbonat dalam dan dolomit (fe)-serisit-pirit-kuarsa.

Komposisi utama yang ditambahkan dalam batuan alterasi adalah unsur kimia sebagai berikut:
  • CO2
  • K
  • S
  • H2O


Unsur langka yang ditambahkan termasuk:
  1. Au
  2. B
  3. AS
  4. RB
  5. W
  6. Mo
  7. Ba
  8. Sb


Keberadaan Halo alterasi pada endapan emas ini bervariasi secara sistematik seiring dengan tingkat metamorfose.

Di daerah dengan tingkat metamorfose tinggi, Halo yang terbentuk pada temperatur tinggi terus berkembang hingga kisaran 1-10 meter.


Biotit-amfibol-Ca dan diopsid bersifat prominen, khususnya pada batuan samping mafik dan ultramafik yang mempunyai tingkat tinggi.


Galena dan sfalerit menjadi mineral minor pada endapan ini.
Tellurida termasuk di dalam kelompok hesit, pitzit, altait, dan bitelurida juga muncul dalam endapan jenis ini.

Bentukan emas pada umumnya berukuran kecil sebagai butiran bebas pada urat maupun terkandung pada sulfida dari batuan dinding selain kedua jenis mineral ini, emas juga di jumpai dalam bentuk emas telurida atau bismut.


Emas murni muncul dalam bentuk inklusi pada arsenopirit ataupun sulfida yang lain sebagai pengisi batas antar butiran (intercrystal infill).

Peningkatan kadar emas dalam endapan ini juga dapat disebabkan oleh lateritasi dan pengkayaan supergene, seperti contoh berikut ini:

Pada emas Cumuru dengan kadar bijih sekunder mencapai 50 ppm (Santos et al, 1998).
Perbedaan yang nyata pada mineralisasi sebelum dan bersamaan dengan proses metamorfisme lebih ke dalam hubungan yang terjadi pada mineral yang terbentuk, perbedaan terletak pada tekstur yang dihasilkan dan dipengaruhi oleh temperatur tinggi dengan adanya proses metamorfisme.


Perbedaan kedua proses ini akan menghasilkan sekuen paragenesa mineral yang berbeda.

Diberbagai halo alterasi, hubungan mineral biotit dengan pirortit masing-masing terbentuk lempengan euhedral yang paralel atau oblique terhadap foliasi yang terbentuk, dimana tekstur sama dengan mineral-mineral metamorfik atau pirotit tumbuh bersama-sama dengan amfibol.

Emas yang terdapat dalam diopsid atau amfibol mungkin mengandung ankerit atau kuarsa dan mineral-mineral ini akan digunakan oleh fase kalk-silikat selama metamorfose prograde terjadi.

5. Endapan Placer

Ada dua macam endapan placer yaitu placer alluvial dan placer elluvial.

Endapan placer merupakan tempat tersebar emas dalam jumlah banyak di muka bumi dengan jenis bermacam-macam seperti:
  • Emas tipis
  • Berukuran kecil-kecil seperti debu sampai sebesar kelereng
  • Bentuk pipih
  • 100% komposisi emas murni


1. Emas Placer Elluvial

Dimana lokasi atau tempat mencari emas di gunung dan perbukitan? Endapan emas placer elluvial terdapat di daerah lereng perbukitan yang telah mengalami pelapukan, erosi, dan transportasi.

Jadi untuk mencari emas di gunung dan perbukitan, maka sobat petualangan emas dapat melakukan cek dan identifikasi daerah di bukit dan gunung yang kaya dengan endapan emas placer elluvial banyak terdapat disekitar lereng pegunungan dan perbukitan bercampur dengan hasil pelapukan batuan dan lumpur sehingga jika kita mencari emas jenis ini harus mampu memisahkan dari lumpur dan batuan kecil atau kerikil.


Karena zona untuk emas elluvial tersebar luas dan tidak berkonsentrasi pada satu titik pencarian emas, maka jika melakukan penambangan emas ini Anda harus bersabar dan menghasilkan kandungan emas yang relatif sedikit dan tidak ekonomis, sebab jenis emas ini bentuknya kecil, pipih dan tersebar di pegunungan dan perbukitan.

Kebanyakan endapan placer elluvial itu dilakukan penambangan oleh rakyat kecil karena mudah untuk dilakukan dan berbiaya kecil, sebab hanya bemodal mesin penyedot air dengan kapasitas minimal 1/2 PK dan karpet kita dapat mengumpulkan emas jenis ini.


Namun karena medan dan peneyebaran emas ini yang luas justru akan membebani biaya dan tidak ekonomis untuk ditambang kecuali jika lokasi terkonsentrasi pada satu titik.

2. Emas Placer Alluvial

Emas jenis alluvial banyak didapatkan di sungai, gosong sungai bercampur dengan pasir dan jarang didapatkan di dasar sungai.

Seperti emas placer elluvial yang ada di bukit dan pegunungan, konsentrasi emas placer alluvial banyak tersebar di sepanjang sungai, pinggir atau tepi sungai, batuan besar di pinggir sungai dan sungai purba yang mengalami surut air.

Kandungan emas placer alluvial sama dengan kandungan emas elluvial dimana bentuknya pipih, kecil-kecil, tipis dan tersebar luas sehingga jika dilakukan penambangan emas, maka tidak menjadi ekonomis karena hal tersebut.
Jadi kebanyakan para penambang emas jenis ini akan mencari daerah gosong dan tepi sungai dengan cara melakukan cek dan sampling dan memerlukan waktu dan biaya yang lama dan besar dan apabila itu dilakukan, maka konsentrasi diatas 1/2 gram emas per satu ton material pasir, maka akan dinilai ekonomis.

Mencari emas di sungai memang perlu energi besar dan waktu yang lama sebab, konsentrasi endapan jenis emas ini menyebar luas dan harus dilakukan sampling lebih dari satu titik dengan harapan bahwa tempat itu mengandung emas dengan konsentrasi tinggi dan tidak rugi jika dilakukan eksplorasi emas.

Jenis endapan ini ditambang dengan cara dilakukan pendulangan di tepi atau tengah sungai dan cara menyatukan emas ini dengan cara dilakukan proses pencampuran merkuri agar emas ukuran kecil-kecil atau disebut emas pasir ini bersatu.

Jadi ada 5 proses terbentuknya emas di permukaan bumi dimana ada yang bernilai ekonomis untuk dilakukan penambangan dan ada juga yang tidak bernilai ekonomis karena memakan banyak biaya, waktu dan tenaga sehingga jarang yang dilakukan penambangan.


Dengan kita mengetahui 5 proses pembentukan emas dan lokasi emas yang cocok untuk dilakukan eksplorasi, maka kita mempunyai sedikit ilmu untuk memperkecil usaha kita dalam menghadapi kerugian jika dilakukan eksplorasi emas, semoga info ini bermanfaat untuk Anda.

DONASI LEWAT PAYPAL Mohon bantu berikan donasi apabila artikel ini memberikan manfaat. Terimakasih.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1



Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel