Penyelidikan Emas Dalam Suatu Wilayah

penyelidikan emas di suatu tempat atau lokasi apa ada atau kosong

Sobat petualangan emas, untuk mengetahui keberadaan dan lokasi emas, maka harus dilakukan penyelidikan terlebih dahulu untuk membuktikan ada dan terdapat emas di suatu tempat.

Emas memang suatu logam mineral yang tersembunyi di tempat rahasia di dalam tanah atau ada di celah-celah batuan sehingga harus dilakukan metode penyelidikan.

Investigasi Lokasi Emas


Mencari Emas dengan teknik profesional lebih menguntungkan dan cepat mendapatkan hasil yang dicapai dengan bantuan teknologi SIG, pemetaan wilayah, garis kontur medan, sebaran emas dan tentu membantu petualangan emas dalam mendapatkan emas sesuai impian.

Metode Untuk Mengetahui Posisi dan Lokasi Emas

Metode yang harus dilakukan dalam melakukan penyelidikan dimana tempat emas itu berada harus memperhatikan prinsip investigasi pencarian emas yaitu:
  1. Pemetaan Geologi
  2. Penelitian Geofisika
  3. Penelitian Geokimia
  4. Pengumpulan Sampel emas
  5. Pengumpulan Jenis batuan


Syarat di atas harus dilakukan agar saat melakukan eksplorasi tidak akan rugi dengan hasil yang didapatkan.
Kebanyakan penambang emas tradisional hanya melakukan metode sederhana dengan cara mengumpulkan sampel emas dimana dalam lenggangan alat pendulang emas terdapat berapa miligram emas dalam campuran material bahan galian tanah, pasir dan kerikil.
Apabila hasil yang didapatkan terdapat titik-titik emas berarti tempat itu bisa dikatakan dapat dilakukan eksplorasi.

Namun jika titik emas dalam alat lenggangan emas terdapat butiran kecil-kecil debu dalam jumlah sedikit bahkan kosong, maka tempat itu tidak ditempati oleh emas.
Pada umumnya seseorang yang profesional dalam mencari emas sering menggunakan insting dan metode di atas supaya hasil yang didapatkan seimbang dengan yang dikeluarkan.
Sebab jika salah memprediksi lokasi, jumlah dan tempat emas itu berada, maka bukannya untung yang didapatkan, tapi kerugian waktu, biaya dan tenaga tidak sebanding dengan nilai yang diharapkan (dianggap tidak ekonomis).
Insting profesional dalam mencari emas itu didapatkan dari pengalaman yang panjang mengenai alur cerita awal emas itu terbentuk sampai proses pengendapan dan terakhir tersembunyi dalam suatu tempat atau lokasi yang setiap orang yang awam kesulitan dalam mencari lokasi emas itu berada.

Metode dalam mencari emas secara profesional itu seperti insting Ask Jeff Williams, pria asal Amerika Serikat yang memberikan beberapa tips sederhana sampai metode yang rumit dalam pencarian lokasi emas.
Ask Jeff Williams memberikan gambaran lokasi emas berdasarkan proses terbentuknya emas lewat proses hidrotermal, pengikisan celah batuan, pelarutan di dalam tanah sampai mengendap dalam bentuk alluvial dan eluvial di sungai, dinding batuan, dll
Jika sobat ingin melihat gaya dan insting Ask Jeff William dalam mencari lokasi emas itu berada sobat bisa melihat video youtube dengan chanel Ask Jeff Williams.

Pemetaan Geologi

Dalam pemetaan Geologi dilakukan untuk mengetahui kemungkinan adanya mineralisasi atau ada proses hidrotermal yang memungkinkan emas itu berada dalam lokasi geologi itu.
Peta Geologi dalam mencari emas pada umumnya sebagai langkah untuk menggambarkan suatu tempat berdasarkan:
  • Gambaran batuan di lokasi itu
  • Penyebaran batuan
  • Unsur dan logam yang terkandung dalam batuan
  • Keterkaitan antara batuan dengan logam emas
  • Data penting mineral yang ada dalam lokasi itu

1. Peta Geologi

Nah, setelah semua bahan diatas sudah dikumpulkan, maka mulai dibuat peta geologi suatu wilayah yang terdapat mineral dan logam berharga yang bermanfaat untuk manusia.
Peta geologi ini dibuat berdasarkan lokasi dan topografi atau bentuk muka bumi dan dilakukan plot singkapan-singkapan batuan beserta struktur geologi diatas peta dasar itu.
Sedangkan untuk mengukur kedudukan batuan, maka dilakukan menggunakan kompas geologi.
Untuk mengetahui penyebaran batuan dan struktur unsur dan mineral logam berharga, maka harus dilakukan teknik menarik garis imajiner yang terdapat di permukaan tanah dimana hal itu untuk memberikan batas singkapan batuan yang menyebar di suatu lokasi tempat dimana metode ini mendukung dalam pencarian emas.
Setelah peta itu dibuat, maka skala dan kontur imajiner harus melengkapi dalam suatu peta geologi mineral dimana hal tersebut untuk mengetahui kondisi lingkungan tanah yang landai, rata, miring, terjal, bergelombang dengan garis imajiner.
Sedangkan untuk mengetahui ketinggian suatu lokasi permukaan tanah teknik di atas harus dibuatkan peta garis kontur sehingga kondisi permukaan tanah bisa diketahui secara akurat.

2. Cara membaca garis kontur

  1. Garis kontur pada lokasi landai ditandai dengan garis spasi yang renggang
  2. Garis kontur lokasi terjal ditandai dengan garis spasi yang rapat
  3. Garis kontur bukit ditandai dengan lingkaran tertutup
  4. Garis kontur dengan pola huruf V terdapat lembah di lokasi dengan relief yang tinggi
  5. Garis kontur pengulangan garis spasi apabila ada kemiringan lereng yang sama dalam suatu lokasi

3. Skala Dalam Geologi

Tergantung berapa luas lokasi hamparan dan sebaran batuan di suatu wilayah tersebut, apabila daerah luas maka skala 1:2.000.000 cocok digunakan, yaitu 1 cm di peta geologi mewakili 2.000.000 cm atau 20 km.
Jika area lokasi hamparan batuan sempit kurang dari setengah km, maka skala yang cocok untuk digunakan adalah 1:50.000


Jadi tempat juga menentukan prestasi yang didapatkan, apabila area terlalu luas dan budget dalam eksplorasi emas sedikit, maka seharusnya menggunakan skala 1:50.000 saja agar lokasi yang diharapkan tidak memakan banyak biaya, waktu dan tenaga banyak.

4. Informasi Peta Geologi

Sobat bisa memesan peta geologi atau jika harus membeli hubungi lembaga Bakosurtanal (Badan Koordinasi Survei Pemetaan Nasional).

Untuk peta sederhana sobat bisa memesan peta pada Badan Statistik (BPS) setempat bisa juga ke BPN (Badan Pertanahan).

Jika kurang lengkap dan kurang puas dengan hasil yang didapatkan, maka sobat petualangan emas bisa buat sendiri peta geologi sederhana dengan membuat garis kontur sendiri menggunakan kompas geologi, GPS, SIG (sistem Informasi Geologi) dan foto satelit.

5. Pemetaan Geologi


Dikutip dari informasi geologi bahwa:

Dalam pemetaan geologi, seorang ahli geologi harus mengetahui susunan dan komposisi batuan serta struktur geologi, baik yang tersingkap di permukaan bumi maupun yang berada di bawah permukaan melalui pengukuran kedudukan batuan dan unsur struktur geologi dengan menggunakan kompas geologi serta melakukan penafsiran geologi, baik secara induksi dan deduksi yang disajikan diatas peta dengan menggunakan simbol atau warna.
Software SIG Banyak Membantu Pendulang Emas dalam mencari dimana emas itu berada, selain itu mudah untuk memetakan besaran luas wilayah dari permukaan emas yang terhampar di tanah atau di dalam tanah.

Seiring dengan berkembangnya teknologi informasi, seperti Sistem Informasi Geografi (SIG) maka aspek pemetaan geologi mengalami perubahan, yaitu dengan tersedianya piranti lunak (software) sebagai alat bantu yang memungkinkan ukuran (geometri) dan karakteristik dari suatu tubuh batuan dan kenampakan geologi lainnya disimpan secara elektronik (dalam format digital), ditelusuri, dianalisa, dan disajikan untuk berbagai keperluan.

Dengan memanfaatkan teknologi SIG ini dalam mencari lokasi dan posisi emas sangat menunjang sekali dimana hasil yang didapatkan cukup akurat dan membantu Anda dalam mendapatkan peta geologi mineral logam berharga.



6. Metode Pemetaan Geologi Di Lapangan


Dikutip dari informasi geologi:

Pemetaan geologi lapangan secara tradisi dilakukan di lapangan dan peralatan untuk pekerjaan lapangan meliputi antara lain:
  1. Buku catatan lapangan
  2. Peta topografi (peta dasar)
  3. Kompas geologi
  4. Lensa stereoskop
  5. Palu geologi
  6. Kamera
  7. Peralatan tulis

Pekerjaan pemetaan geologi lapangan mencakup observasi dan pengamatan singkapan batuan pada lintasan yang dilalui, mengukur kedudukan batuan, mengukur unsur struktur geologi, pengambilan sampel batuan, membuat catatan pada buku lapangan dan mem-plot data geologi hasil pengukuran keatas peta topografi (peta dasar).

Catatan hasil observasi lapangan biasanya dibuat dengan menggunakan terminologi deskripsi batuan yang baku terutama dalam penamaan batuan.

Tatanama batuan dan pengelompokkan satuan batuan harus mengikuti aturan Sandi Stratigrafi. Penentuan lokasi singkapan dengan menggunakan kompas serta membuat sketsa singkapan dan mendokumentasikan melalui kamera.

Pada dasarnya, peta geologi disusun dan diolah di lapangan melalui kegiatan lapangan, kemudian disempurnakan setelah dibantu dengan hasil analisa di laboratorium (petrologi / petrografi, paleontologi, radiometri dsb), analisa struktur dan studi literatur dan data sekunder.

Setiap unsur geologi dianggap sebagai bentuk bentuk yang sederhana, batas satuan batuan, sesar, diperlakukan sebagai bidang-bidang teratur yang dapat diukur kedudukannya dan digambarkan dalam peta.

Peta geologi pada hakekatnya merupakan gambar teknik yang memperlihatkan sebaran satuan satuan batuan dan secara teknis dapat dipertanggungjawabkan.

Berkat perkembangan teknologi saat ini, memungkinkan pemanfaatan GPS (Global Positioning System) untuk penentuan lokasi dari obyek-obyek geologi secara akurat serta penggunaan Computer Note-book (Lap Top) dan PDA (Personal Digital Assistant) untuk mencatat dan merekam data geologi langsung di lapangan.

Pada pemetaan geologi, para ahli geologi tidak saja melakukan observasi dan pencatatan akan tetapi juga melakukan analisis dan penafsiran di lapangan, seperti menentukan jenis sesar, hubungan antar satuan batuan dan lain sebagainya.

Semua hasil pekerjaan lapangan yang berupa hasil pengukuran kedudukan batuan, lokasi-lokasi singkapan batuan dan unsur-unsur geologi lainnya harus diplot pada peta dasar dan pekerjaan analisis terhadap hubungan antar batuan atau satuan batuan juga harus dilakukan dan dipecahkan di lapangan.

Hal-hal yang tidak dapat dikerjakan dan dilakukan di lapangan, seperti misalnya analisa paleontologi, analisa petrografi, maupun analisa sedimentologi, maka diperlukan pengambilan contoh batuan guna keperluan analisis di laboratorium.

Hasil akhir dari suatu pemetaan geologi lapangan adalah suatu peta geologi beserta penampang geologinya yang mencakup uraian dan penjelasan dari bentuk bentuk bentang alam atau satuan geomorfologinya, susunan batuan atau stratigrafinya, struktur geologi yang berkembang beserta gaya yang bekerja dan waktu pembentukannya dan sejarah geologinya.

Pemetaan geologi dapat juga dilakukan dengan bantuan potret udara sebagai peta dasarnya. Untuk kepentingan pemetaan, potret udara yang diperlukan adalah potret udara yang saling overlap. Dengan mempergunakan stereoskop, maka 3 dimensi dari daerah yang akan dipetakan dapat diperoleh.

Penelitian Geofisika

Dalam penelitian geofisika dilakukan apabila dalam eksplorasi besar logam emas itu terdapat dalam tanah, sehingga hal ini dilakukan untuk mengetahui kontinuitas dan hubungan singkapan yang satu dengan singkapan lainnya.

1. Manfaat Penelitian Geofisika Dalam Mencari Lokasi Emas

Hal ini dilakukan apabila sebelum melakukan pengeboran terdapat celah atau rongga tanah yang mudah bergeser sehingga bisa rawan longsor.

Banyak pendulang emas tradisional yang sering mengabaikan penelitian geofisika ini dimana kondisi tanah yang bergerak saat dilakukan penggalian berakibat pada patahnya kontinuitas dari lapisan penyangga tanah sehingga banyak kasus pencari emas yang terkubur karena lapisan tanah yang patah dan longsor sehingga pencari emas meninggal dengan cara terkubur dalam tanah dan tidak mengetahui pentingnya penelitian geofisika.

Selain geofisika diatas kondisi tanah bisa juga dilakukan teknik geofisika dengan cara lain yaitu menggunakan teknik mineralisasi batuan di lokasi geologi yang sudah dipetakan dimana teknik ini banyak membantu pencari emas dalam mengetahui keberadaan emas itu berada.

2. Deposit emas

Dikutip dari info geologi bahwa:

Proses eksplorasi emas dengan penelitian geofisika ini untuk mengetahui kandungan dan besarnya deposit emas di dalam tanah, dengan memperhatikan faktor:
  • Jenis batuan asal
  • Alterasi
  • Celah batuan
  • Pengikisan batuan dan tanah
  • Dll

Setelah data diatas terkumpul, maka proses identifikasi deposit atau cadangan emas bisa ditaksir seberapa penting dan menguntungkan untuk dilakukan eksplorasi emas.

3. Jenis Deposit Emas

Jenis deposit emas dari penelitian geofisika ditemukan kandungan emas yaitu di lapisan batuan dan tanah seperti di zona:
  1. Epitermal
  2. Porfiri
  3. Carlin
  4. Dll

4. Identifikasi Mineral Dengan Geofisika

Model mineralisasi porfiri terdiri dari cebakan hidrotermal yang muncul sebagai stockwork atau disseminated berasosiasi dengan intrusi porfiridengan mineralisasi yang berasosiasi dengan alterasi potasik.
Untuk mengidentifikasi mineralisasi porfiri secara geologi adalah dengan cara mengenali bijih porfirinya dimana bijih porfiri kaya emas biasanya berwarna abu-abu hitam dari mineral biotit sekunder dan magnetit dalam kuarsa.
Batuan urat kuarsa yang membentuk stockwork biasanya terdapat mineral kalkopirit dan magnetit juga bornit. Mineral emas biasanya berukuran halus dan tidak dapat terlihat dengan mata telanjang muncul bersamaan dengan mineral bornit.

Untuk mengidentifikasi sebuah cadangan porfiri seperti ini, seorang ahli geofisika dan ahli geologi harus dapat menentukan metode geofisika apa yang cocok untuk diaplikasikan.

Jenis mineralisasi, jenis batuan dan tipe alterasi adalah parameter yang sangat penting untuk penentuan metode geofisika yang akan digunakan.

Kesalahan penentuan aplikasi metode geofisika akan mengakibatkan kerugian yang cukup besar karena data yang akan dihasilkan tidak akan berguna banyak dan terkadang malah membuat kesalahan dalam interpretasi.

Dalam identifikasi model porfiri ada beberapa point yang penting yang perlu dicatat sebagai referensi dalam penentuan metode geofisika seperti: Mineralisasi biasanya berasosiasi dengan alterasi potassic, mineral magnetit dan kalkopirit yang terdapat dalam bijih dan lain-lain.

5. Metode Geofisika Dalam Identifikasi Mineral

  • Metode Radiometrik untuk mengidentifikasi daerah dimana alterasi potasik terjadi.
  • Metode Magnetik untuk identifikasi daerah yang mengandung mineral magnetit.
  • Metode Gravitasi untuk mengetahui daerah yang mengandung mineral bermassa jenis tinggi.
  • Metode Kelistrikan untuk mengetahui daerah yang mengandung mineral sulfida.

Sehingga apabila penelitian ini dilakukan, maka sangat mendukung dalam eksplorasi emas yang sangat membantu dalam menaksir jumlah deposit emas dalam suatu wilayah.

Penelitian Geokimia

Penelitian Geokimia ini bertujuan agar didapatkan suatu data yang mengarah pada kelimpahan migrasi unsur dan logam mineral berharga dalam suatu wilayah.
Deteksi seberapa melimpah logam mineral berharga (daerah pengkayaan bijih) ini memberikan manfaat kepada pencari emas untuk melakukan identifikasi secara sistematis mengenai rekam jejak masa lampau dan sekarang mengenai proses terbentuknya emas dan kondisi lingkungan yang saling berkaitan dengan proses hidrotermal yang berlangsung.
Lingkungan yang mengandung gas, air, udara beracun menghambat proses dalam eksplorasi emas, apabila faktor penelitian ini diabaikan.

Misalnya di daerah yang tinggi sulfur dan terdapat lokasi emas, penambang emas tidak memperhatikan kondisi lingkungan itu dan mengabaikan faktor safety untuk kesehatan, maka bisa dipastikan bahwa kesehatan dan keselamatan kerja bisa terganggu.
Sehingga dalam lingkungan suatu wilayah dalam area emas itu yang akan dilakukan eksplorasi emas harus memperhatikan prinsip eksplorasi geokimia.

1. Eksplorasi Geokimia

Metode yang menggunakan pola dispersi mekanis diterapkan pada mineral yang relatif stabil pada kondisi permukaan bumi (seperti: emas, platina, kasiterit, kromit, mineral tanah jarang).
Cocok digunakan di daerah yang kondisi iklimnya membatasi pelapukan kimiawi.
Metode yang didasarkan pada pengenalan pola dispersi kimiawi. Pola ini dapat diperoleh baik pada endapan bijih yang tererosi ataupun yang tidak tererosi, baik yang lapuk ataupun yang tidak lapuk.
Pola ini kurang terlihat seperti pada pola dispersi mekanis, karena unsur-unsurnya yang membentuk pola dispersi bisa memiliki mineralogi yang berbeda pada endapan bijihnya.
Contoh:
Serussit dan anglesit terbentuk akibat pelapukan endapan galena dapat terdispersi dalam larutan (ion Cu2+ dalam air tanah berasal dari endapan kalkopirit).

2. Lingkungan Geokimia

Lingkungan geokimia primer adalah lingkungan di bawah zona pelapukan yang dicirikan oleh tekanan dan temperatur yang besar, sirkulasi fluida yang terbatas, dan oksigen bebas yang rendah.

Sebaliknya, lingkungan geokimia sekunder adalah lingkungan pelapukan, erosi, dan sedimentasi, yang dicirikan oleh temperatur rendah, tekanan rendah, sirkulasi fluida bebas, dan melimpahnya O2, H2O dan CO2.

Pola geokimia primer menjadi dasar dari survey batuan sedangkan pola geokimia sekunder merupakan target bagi survey tanah dan sedimen.

Contoh lainnya:
  • Emas yang tahan terhadap larutan akan tertinggal dalam gossan
  • Galena terurai perlahan dan menghasilkan serusit dan anglesit yang relatif tidak larut. oleh karena itu Pb cenderung tahan dalam gossan.

Mineral sulfida Cu, Zn dab Ag mudah terurai dan bermigrasi ke level yang lebih rendah membentuk bijih oksida yang kaya atau bijih supergen.

Emas dengan kelimpahan yang kecil dalam bijih, oleh karena itu pola dispersinya hanya mengandung kadar emas yang sangat rendah, kurang dari batas minimal yang dapat dianalisis.

Di lain pihak, Cu, As, atau Sb dapat berasosiasi dengan emas dalam kelimpahan yang relatif besar, sehingga pertimbangan dan analisis dalam penelitian geokimia ini harus dipertimbangkan, apakah mungkin dilakukan eksplorasi jika kandungan emas sedikit sedangkan logam mineral lainnya yang terikat atau melakukan asosiasi dengan logam emas banyak.
Jika tidak memperhatikan penelitian ini, maka bisa dipastikan Anda akan asal-asalan melakukan eksplorasi emas bisa jadi yang didapatkan bukan logam emas yang dicari namun logam lainnya yang nilai jual rendah bisa dikatakan tidak ekonomis untuk dilakukan eksplorasi.
Jadi dari penelitian geokimia ini memberikan gambaran bahwa sangat menunjang dalam menaksir seberapa penting keberadaan logam mineral emas dalam suatu wilayah dengan perbandingan jumlah mineral asosiasi dengan emas yang relatif besar.
Formula keuntungan dalam eksplorasi emas adalah
  • Jika bijih emas lebih melimpah dari logam pengikatnya, maka Anda untung
  • Jika bijih emas lebih sedikit dari logam pengikatnya, maka harus Anda pertimbangkan matang-matang terlebih dahulu untuk dilakukan eksplorasi emas.
  • Jika asal-asalan melakukan eksplorasi tanpa survey geokimia terlebih dahulu bisa dipastikan Anda akan bangkrut atau rugi.

Pengumpulan Sampel Emas


1. Metode Tradisional

Para pencari emas tradisional pada umumnya menggunakan teknik sederhana yaitu
  1. Menentukan titik lokasi emas yang akan ditambang
  2. Mengumpulkan material bahan galian dalam suatu wadah piring khusus
  3. Memisahkan material kasar dan menyisakan material halus dan kerikil kecil
  4. Melihat titik emas dalam wadah piring itu
  5. Jika kelihatan banyak titik-titik emas dipastikan terdapat emas
  6. Jika tidak ada titik-titik emas beralih ke daerah lain yang dicurigai terdapat emas
  7. Melakukan hal serupa seperti di atas


Namun untuk profesional pencari emas teknik tersebut masih kurang dalam mengumpulkan sampel emas.

2. Metode Profesional

Para profesional pencari emas akan mengumpulkan sampel emas dari berbagai macam metode.
  1. Menentukan titik lokasi emas
  2. Mengumpulkan jenis batuan yang ada di tempat itu
  3. Mengumpulkan jenis tanah lempung
  4. Mengumpulkan jenis tanah yang akan di uji
  5. Identifikasi sulfur di daerah itu
  6. Mengumpulkan kandungan pirit dan kuarsa di tempat itu
  7. Cek laboratorium


Setelah itu melakukan uji laboratorium untuk mengetahui komposisi emas dalam tanah dan batuan, hal ini dilakukan untuk mengetahui seberapa penting untuk dilakukan eksplorasi.

3. Uji Sampel Emas

Dikutip dari Uji Laboratorium Penelitian Kimia FMIPA UM
Kecilnya persentase emas dalam batuan mineral kemungkinan menjadi penyebab ekstraksi emas tidak dapat dilakukan dengan metode biasa, sehingga diperlukan suatu metode khusus untuk mengekstrak emas secara optimal dari batuan tersebut.
Metode khusus yang dapat dilakukan adalah penghilangan kandungan unsur-unsur mayor dalam sampel batuan mineral.
Tujuan penelitian adalah untuk meningkatkan konsentrasi emas dalam bahan sampel melalui penghilangan unsur-unsur mayornya.

Penelitian menggunakan rancangan eksperimen yang dilakukan di Laboratorium Penelitian Kimia FMIPA UM.

4. Tahap Penelitian

1. Persiapan Bahan Uji sampel 2. Penghilangan Unsur Mayor 3. Pemisahan Emas Dari Batuan Mineral

Tahap preparasi sampel adalah proses penghalusan bongkahan batuan mineral serta analisis kualitatif kandungan emas dalam sampel tersebut.
Tahap selanjutnya penghilangan unsur mayor meliputi penghilangan belerang, kalium, kalsium, besi dan nikel.
Upaya pemisahan emas dilakukan dengan pereaksi air raja, NaCN dan KSCN.
Metode analisis dalam penelitian menggunakan instrumen X-Ray unsur Flor di Laboratorium Central dan Spektrofotometer Serapan Atom di Laboratorium Kimia FMIPA UM.

5. Hasil Uji Laboratorium

Dari uji laboratorium itu didapatkan hasil bahwa:
1. Penurunan Sulfur dan Kalium
Menurunnya persentase belerang dan kalium dapat meningkatkan persentase emas dalam batuan mineral, namun penurunan persentase besi dan nikel justru menurunkan persentase emas dalam batuan mineral.
2. Pemisahan emas pada batuan mineral
Pemisahan emas dari sampel batuan mineral dengan air raja memperoleh persentase 0,42% pada filtrat, sedangkan dengan NaCN dan KSCN memperoleh hasil negatif keberadaan emas pada filtrat.

Hasil uji XRF menunjukkan kandungan emas pada batuan mineral tersebut sebesar 0,09%.
Apabila kandungan emas dengan hasil 0,09%, maka bisa dipastikan bahwa tidak ekonomis untuk dilakukan eksplorasi dimana komposisi emas dalam batuan mempunyai nilai kecil atau sedikit.
Apabila emas dalam batuan terdapat kandungan emas diatas 2,5% maka dikatakan ekonomis untuk dilakukan eksplorasi.

Pengumpulan Jenis batuan

Jenis batuan emas mendukung kita dalam mendapatkan informasi tentang keberadaan emas dalam alam ini dimana hal ini memberikan gambaran mengenai batuan apa yang mengandung emas.
Mengenai batuan yang mengandung emas adalah sebagai berikut.

1. Batuan Calaverite

Batuan emas jenis Calaverite mempunyai kandungan logam emas ( Au ) yang lebih tinggi serta hanya sekitar 3% untuk kandungan perak ( Ag ),

Tanda batuan Calverite:
  • Warna batuan putih seperti kristal
  • Sedikit ada yang abu-abu dengan permukaan didalam abu-abu
  • Ada jalur atau urat emas di dalam batuan itu

Batuan jenis Calaverite paling sering ditemukan pada jalur urat emas atau vena yang telah terbentuk membeku di kedalaman tanah serta jenis batuan emas ini biasanya juga mudah rapuh.


2. Batuan Sylvanite

Jenis batuan emas Sylvanite (Au, Ag) TE2: biasanya memiliki kandungan emas sekitar 24% dan 13% kandungan perak, serta sedikit logam pembawa lainnya.

Tanda batuan Sylvanite:
  • Warna abu-abu
  • Sedikit gelap dengan permukaan luar keputih-putihan
  • Kekerasan batuan 1,5 - 2 Skala Mosh



Pada umumnya di dalam batuan ini ada urat kuarsa dan terdapat emas.

2. Batuan Petzite

Batuan ini mengandung emas dan perak (Ag, Au) 2, Te, biasanya dengan kandungan mineral logam emas pada batuan ini biasanya membentuk seperti kristal isometrik dan memiliki kandungan perak yang lebih tinggi dari emas.

Tanda batuan Petzite
  • Warna abu-abu tua
  • Ada bercak kekuning-kuningan
  • Terdapat kristal kuarsa di dalam
  • Posisi emas ada di dalam urat kuarsa dalam batuan ini.

Batuan ini banyak terdapat dalam urat kuarsa.

4. Batuan Krennerite

Contoh batuan emas jenis Krennerite (Ag2Te, Au2Te3) kandungan emas dan perak pada batuan tersebut relatif kecil.

Tanda Batuan Krennerite:
  • Warna Putih seperti marmer
  • Terkadang ada sedikit kekuning-kuningan
  • Kekerasan batu 2,5 skala Mosh


Pada umumnya terdapat di sekitar pegunungan marmer.

5. Batuan Nagyagite

Batuan Nagyagite memiliki kandungan logam sekitar 12,75% dari kepadatan mineral batuan, batuan nagyagite merupakan mineral kompleks yang mengandung emas, telurium, sulfur, timbal, antimon dan bismut yang terjadi pada urat epitermal (Au2, Pbi4, Sb3, Te7, S7).

Tanda batuan
  • Warna putih bercak-bercak
  • Jika terkena air permukaan menjadi mengkilap
  • Jika digores ada campuran unsur sulfur dalam batuan itu


Batuan ini banyak terdapat pada daerah yang tinggi sulfur, namun mempunyai komposisi kandungan emas yang sedikit.

Hasil Penyelidikan Emas

Dari pengumpulan jenis batuan ini Anda telah melakukan identifikasi mengenai batuan yang mengandung emas.
Pengambilan batuan baik dalam bentuk hand specimen atau dengan melakukan pengambilan dengan stream sediment dalam bentuk lumpur halus pada tempat-tempat tertentu yang dicurigai terdapat emas.
Disamping proses pendulangan pasir pada daerah yang diperkirakan potensial didapatkan butiran pasir emas sering dilakukan oleh para pencari emas.
Penyelidikan emas placer dilakukan dengan membuat test pit di daerah sungai purba.
Penambangan bijih emas primer dilakukan dengan cara cut and fill (screen cage stopping) dimana pembuatan sumur-sumur atau terowongan yang kemudian di gali untuk menemukan urat-urat (vein) emas.


Di daerah Freeport, Jayapura, Indonesia saat ini melakukan penambangan dengan membuat terowongan, penambangan emas placer dilakukan dengan cara:
  1. Hydraulicking (disemprot dengan air)
  2. Dredge (Kapal keruk yang dapat menyemprot)
  3. Dragline yang dikombinasi dengan Hydraulicking dan Dredge dengan teknik ponton (Floating Washing Plant)


Penambangan tradisional hanya menggunakan teknik sederhana yaitu menggunakan semi mekanis yaitu batuan yang mengandung emas di masukan kedalam air secukupnya di dalam alat penghancur batuan lalu mesin semi mekanis silinder baja itu diisi bola-bola baja kemudian diputar agar batuan hancur menjadi bubur.
Selanjutnya bubur batuan itu didulang secara manual dengan alat pendulangan sederhana baru didapatkan pasir emas yang potensial.
Untuk mengikat emas diperlukan cairan merkuri yang berguna dalam pengikat emas menjadi suatu logam emas yang berharga dan tentu hal tersebut harus diperhatikan sebab, merkuri merupakan logam berbahaya dan bersifat racun apabila penggunaan tidak mematuhi keselamatan kerja karyawan maupun lingkungan alam maka bencana kerusakan baik moral maupun material akan didapatkan.
DONASI LEWAT PAYPAL Mohon bantu berikan donasi apabila artikel ini memberikan manfaat. Terimakasih.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1



Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel